Warna daunnya bisa menipu mata. Pasalnya, tidak bisa dibedakan yang mana daun muda dan daun tua yang menguning. Di musim semi, daunnya berwarna perunggu, dan semarak merah di musim gugur. Di musim panas warnanya malah menghijau. Pesona ini tidak akan hilang meski seluruh daun gugur menginggalkan rangkaian ranting.
Warna batang dan daun yang lain daripada yang lain inilah yang membuat acer pantas tampil eksklusif. Sayangnya keindahan ini hanya dapat dinikmati di negeri 4 musim, sebagaimana daerah asalnya di Cina dan Jepang. Pertumbuhan japanese maple sangat lambat. Setiap tahun tingginya hanya bertambah 15 atau 20 cm dan hanya bisa mencapai 3-6 m.
Kanopinya berbentuk kubah agak dalam sehingga maple muda perlu disangga agar tetap kokoh. Daunnya bercuping sepanjang 5-10 cm dengan ujung meruncing. Jumlah cuping bervariasi 5 atau lebih. Daun-daun ini tersusun pada cabang yang rimbun dan menyebar, hingga susunan daunnya terlihat seperti renda.
Keindahan acer pun dapat dipindahkan ke dalam sesosok bonsai. Pesona tanpa akhir bahkan hingga saat musim gugur, juga dapat dinikmati dalam bentuk susunan ranting yang eksotik. Sebagai bonsai, japanese maple termasuk bonsai penting. Dari sekitar 17 acer yang populer sebagai ornamen taman 4 musim, 2 jenis japanese maple (A. palmatum dan A. Japonicum) adalah jenis yang mudah dibonsaikan.
Maple yang akan dijadikan bonsai, diambil di alam. Agar mudah dibentuk, dipilih pohon yang banyak memiliki percabangan yang tumbuh dari pokok batang. Bonsai setengah jadi setinggi 1-2 m bisa dibentuk dari pohon setinggi 3,5 m. Untuk ini dibutuhkan waktu sekitar 2 tahun. Selama selang waktu tersebut, cabang-cabang baru akan tumbuh dan bonsai terus di-training.
Dalam keadaan tanpa daun di musim gugur, detil-detil batang dan cabang akan terlihat jelas dan sangat alami. Apalagi batang japanese maple memang memiliki karakter 'tua'. Kadang-kadang batang yang tua mulai merengkah. Bila ini terjadi maka diberikan semacam batuan mineral pengawet kayu untuk menghentikan pembusukan lebih lanjut.
Butuh air banyak
Japanese maple menyukai tanah agak masam dan kompos standar untuk bonsai serta air yang banyak. Japanese maple tidak menyukai cahaya matahari penuh di pertengahan musim panas. Di awal musim semi dan musim gugur ia ditempatkan di tempat cahaya penuh tapi tidak terlalu panas. Di hari-hari terik, japanese maple membutuhkan air sekurang-kurangnya 2 kali sehari.
Tidak banyak hama dan penyakit yang menyerang jenis ini. Kutu dan serangga bersisik merupakan hama yang harus diwaspadai. Awal musim panas sampai musim gugur adalah saat rawan, hingga japanese maple membutuhkan perhatian khusus. Kutu-kutu ini sangat merusak penampilan bonsai.
Untuk membentuk tampilan bonsai yang bagus, setiap ujung ranting yang kurus dan mengganggu penampilan dipetik. Pemangkasan terhadap cabang-cabang yang berlebihan mungkin lebih cocok untuk varietas berukuran besar, tapi sebenarnya juga penting untuk memastikan bahwa tanaman ini kuat dan berdaya tumbuh tinggi. Pemangkasan akan menghasilkan daun-daun yang lebih kecil dan warnanya di musim gugur akan lebih baik.
Repotting di musim semi
Musim semi atau gugur adalah saat untuk mengganti pot. Paling tidak setiap 2 tahun, bonsai japanese maple dipotkan kembali, tepatnya saat tunas utama telah membengkak dan siap untuk membuka. Bila penggantian pot dilakukan di musim gugur, waktunya adalah bila daun-daun telah berguguran. Untuk pohon yang umurnya lebih dari 50 tahun, penggantian pot dilakukan 3 tahun sekali. Media terdiri dari tanah, peat, dan pasir dengan perbandingan 60 : 20 : 20.
Pemangkasan pertama dilakukan saat bagian tanaman di atas permukaan tanah terus bertambah. Pemangkasan ini sebaiknya dilakukan di musim gugur, untuk menghindarkan pengeluaran cairan, karena japanese maple akan 'berdarah' bila dilukai, lebih-lebih di musim semi. Luka ini selanjutnya ditutupi dengan zat khusus.
Prinsip training bonsai japanese maple tidak berbeda dengan bonsai lainnya. Saat pengawatan, perlu diingat bahwa batang jauh lebih tebal dibanding ranting. Karenanya ketebalan kawat juga berbeda. Ranting japanese maple juga tidak terlau lentur, sehingga posisinya harus tetap dijaga dengan hati-hati. Pengawatan dilaksanakan di musim semi.
Tampaknya setiap perlakuan pada bonsai japanese maple sangat tergantung pada musim. Selain perlakuan pemangkasan, penggantian pot, dan pengawatan, pemupukan juga dilakukan saat musim-musim tertentu. Pemupukan yang dilakukan setiap 20-30 hari ini diberikan di musim semi hingga gugur dengan interval di pertengahan musim panas.
Untuk memperoleh pewarnaan yang bagus di musim gugur, pupuk rendah nitrogen bisa diberikan di pertengahan musim panas. Tidak sulit untuk memperbanyak japanese maple. Selain dengan biji, ia juga bisa diperbanyak dengan sambung akar, setek dan layer.
Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat
Sumber : Majalah Trubus