Saturday, February 22, 2014

Budidaya Horenzo alias Bayam Jepang

Horenzo (Spinacia Oleracea) atau Bayam Jepang termasuk sayuran dataran tinggi dengan umur panen singkat, hanya 35-50 hari setelah tanam. Budidayanya cukup menguntungkan bagi petani sayuran. Dan jika diusahakan intensif, dalam areal seluas 400 m2 dapat dipanen sebanyak 1 kwintal.

Memang Horenzo masih merupakan sayuran elit bagi masyarakat kita. Betapa tidak, tanaman sejenis bayam yang berasal dari Asia tropis dan memiliki daun melebar di bagian bawah dan menyempit di ujungnnya ini sekarang menjadi sayuran kegemaran orang Eropa dan Jepang. Daun yang permukaannya halus dengan warna hijau cerah sampai hijau gelap ini memang lezat jika direbus, dikukus, atau ditumis.


Bayam Jepang tergolong sayuran dataran tinggi yang tumbuh baik pada daerah berketinggian di atas 500 m dpl. Di Indoneia tanaman ini mulai banyak di budidaya petani sayuran di daerah Cipanas dan Lembang untuk memenuhi kebutuhan pasar swalayan dan restoran Eropa dan Jepang di Jakarta. Benih sayuran ini biasanya diimpor dari produsen benih di Jepang atau Korea. Berikut cara budidaya bayam jepang yang dapat dilakukan.

Ada 2 Cara Budidaya Bayam Jepang

Pada dasarnya budidaya bayam jepang tidak berbeda dengan sayuran lainnya. Dia dapat disemai terlebih dahulu, namun dapat juga langung ditanam di lahan. Jika disemai terlebih dahulu, kondisi tanaman di lahan dapat lebih seragam, sekalipun ada penyulaman. Namun cara ini memerlukan lebih banyak tenaga. Sebaliknya jika benih langsung ditanam di lahan, tenaga kerjanya dapat ditekan. Risikonya, keseragaman tanaman di lahan tidak dapat dijamin.

Sebelum ditanam, benih direndam dulu dalam air yang telah diberi zat perangsang tumbuh selama satu malam. Esoknya benih diangkat dan ditiriskan, lalu dikering-anginkan.

Perlu Bedengan

Jika hendak disemai dulu, wadah semai harus disiapkan sebelumnya. Biasanya digunakan tray yang berisi campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Benih baym jepang disebar dengan jarak antar baris 3 cm lalu disiram. Biasanya setelah satu minggu benih akan berkecambah. Kecambah tetap disiram sampai cukup kuat untuk dipindah ke lahan pada 1 - 2 minggu kemudian.

Lahan untuk penanaman sebelumnya harus digemburkan sambil dibersihkan dari rumput liar, batu, dan benda asing yang mengganggu. Setelah itu dibentuk bedengan-bedengan selebar 1 - 1,2 m dengan jarak antar-bedengan 30 cm. Tebal bedengan tergantung kondisi cuaca, 25 - 30 cm jika musim kemarau dan 40 - 50 cm jika musim hujan.

Lihat juga : - Potensi Helikonia
                    - Mawar Baru, Tanah Baru
                    - Buah Apel Malang
                    - Tujuh Kerang Raksasa di Indonesia

Bedengan yang terbentuk kemudian ditaburi campuran pupuk TSP dan NPK dengan perbandingan 3 : 1 sebanyak 50-100 gram/m2 dan pupuk kandang 1-2 kg/m2 sebagai pupuk dasar. Bedengan ini kemudian didiamkan selama 1-2 minggu sebelum ditanami. Setelah bedengan siap ditanami, bibit dari pesemaian dipindahkan ke bedengan dan langung disiram untuk menekan stagnasi. Penyulaman dapat dilakukan jika ada tanaman yang mati.

Jika tidak ingin disemai terlebih dahulu, bedengan tidak perlu ditambahkan pupuk dasar. Diatas bedengan tersebut langsung ditaburkan benih dengan jarak tanam sekitar 20-25 cm. Di atasnya ditaburi campuran pupuk TSP dan NPK dengan perbandingan 3 : 1, lalu ditaburi lagi dengan pupuk kandang sebelum ditutup tanah setebal 1-2 cm. Pupuk buatan yang diperlukan sebanyak 50 gram/m2, sedangkan pupuk kandang 1-2 kg/m2. Benih bayam jepang dibedengan perlu disiram secara rutin, terutama pada musim kemarau. Biasanya setelah 1 minggu benih akan berkecambah.

Perawatan Tanaman

Agar dapat tumbuh subur, bayam jepang perlu dirawat dengan baik. Karena itu pada umur 2 minggu tanaman perlu disiangi dan dipupuk dengan urea, TSP, dan NPK dengan perbandingan 4 : 1 : 1 Selang 2 minggu kemudian tanaman dipupuk lagi dengan pupuk yang sama.

Untuk mengendalikan hama dan penyakit, sejak umur 1 minggu tanaman perlu disemprot pestisida. Dosisnya, 2 sendok  makan fungisida dan 3-4 cc insektisida dilarutkan dalam 10 liter air, lalu disemprotkan ke lahan seluas 400 m2. Penyemprotan dapat dilakukan setiap 1-2 minggu tergantung kondisi bayam jepang tersebut, dan dihentikan pada sekitar 10 hari sebelum panen. Untuk menjamin kesuburan daun, setiap 2 minggu disemprotkan pupuk daun bersamaan dengan saat penyemprotan pestisida.

Saat Panen Bayam Jepang

Biasanya setelah berumur 35-50 hari, bayam jepang telah dapat dipanen. Pada umur tersebut tanaman telah mencapai ukuran maksimal, namun belum cukup tua. Pemanenan dapat dilakukan dengan cara mencabut tanaman berikut akarnya, lalu dibersihkan dari tanah yang menempel.

Dari pengalaman budidaya petani membuktikan, lahan seluas 400m2 dapat menghasilkan Horenzo sekitar 100 kg. Hasil panen tersebut kemudian disortir dan diikat dalam ukuran secukupnya. Di pasar swalayan biasanya bayam jepang dijual dalam ikatan-ikatan dengan bobot sesuai besar ikatannya.

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat bagi anda dan mungkin juga orang  lain, silakan di share dan jangan lupa sertakan alamat website kami.

Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat
Sumber : Majalah Trubus