Friday, February 21, 2014

Aneka Buah Nasional Yang Potensial

Di dunia aneka buah, gaung Indonesia memang masih kalah dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia. Bahkan ada yang berpendapat, buah nasional Indonesia kini terdesak oleh buah impor. Namun kabar gembira bagi pelaku bisnis buah dan sayuran segar Indonesia. Potensi pasar buah nasional pada 2014 diperkirakan bernilai Rp 60 triliun. Nominal ini bahkan bisa melebihi Rp 100 triliun pada 2017.


Selain didasari angka rata-rata konsumsi aneka buah sebesar 40 kilogram per kapita, diramalkan konsumen kelas menengah pun akan mencapai 150 juta jiwa.Perkiraan bisnis buah tahun 2013 sangat baik, terutama untuk pasar ritel. Di supermarket mana pun, promosi andalannya selalu yang segar (fresh). Artinya buah jadi daya tarik,” jelas Ketua Umum Asosiasi Eksportir-Importir Buah dan Sayuran Indonesia, Kafi Kurnia. 

Bukan hanya peritel yang diuntungkan dari perdagangan aneka buah segar. Petani pun bisa merasakan nikmatnya hasil pertanian dalam waktu 5 tahun ke depan. Jika laju impor ditekan menjadi 20% saja dari total konsumsi tahun 2017, kue untuk petani dalam negeri bisa mencapai 80% pangsa pasar.

Di sisi lain, tantangannya cukup berat. Persaingan antara pedagang aneka buah nusantara dengan eksportir asing, khususnya dari Cina, kian ketat. Kini eksportir asing tak sungkan lagi berdagang secara konsinyasi dengan para importir dalam negeri. Aneka buah impor tersebut dibanderol semurah-murahnya hingga Rp 4.000 per kilogram.
Dibandingkan pohon buah tahunan, aneka buah semusim seperti Semangka dan Melon lebih cepat perkembangannya. Hal ini terjadi karena dalam waktu paling lama 3,5 bulan petani sudah bisa memetik hasilnya.Bahkan tatkala harga jatuh, petani tetap tidak merugi karena masih bisa "kembali modal" BEP (Break Event Point).

Aneka Buah Nasional Sebagai Agrowisata


Manfaat kebun buah semusim lebih banyak untuk diambil buahnya, tidak demikian dengan pohon aneka buah tahunan. Selain diambil buahnya, area kebun juga bisa dimanfaatkan untuk agrowisata. Kebun apel petani di Nongkojajar - Malang sudah sejak lama dikoordinir untuk menjadi obyek wisata turis. Hal serupa tampaknya akan dikembangkan oleh para petani salak di Bangunkerto, Sleman, Yogyakarta.
Meskipun tidak resmi, para pekerja buah anggur di Palu, Sulawesi Tengah juga sudah menerapkan konsep agrowisata untuk menarik perhatian pembeli. Disana pembeli dipersilakan memilih sendiri buah anggur langsug dari pohon untuk kemudian ditimbang. Di Nongkojajar pengunjung bebes memakan aneka buah apel di kawasan kebun dan baru membayar jika mau membawa pulang buah apel.


Aneka Buah Potensial


Meskipun hampir semua aneka buah nasional potensial dikembangkan dan bisa bersaing dengan buah impor, tapi ada beberapa jenis yang memiliki keunggulan tersendiri. Contohnya apel, salak, dan pisang kepok. Apel dan salak hanya dimiliki Indonesia. Sedangkan pisang kepok juga dimiliki oleh Malaysia. Tapi pisang kepok ini belum dikembangkan di sana. Perhatian mereka masih tertuju pada pisang mas dan barangan.

Jadi, untuk ketiga aneka buah itu tidak ada saingan sehingga jika bisa memenuhi standar kualitas sesuai permintaan negara pengimpor, Indonesia menjadi pemasok satu-satunya. Durian, mangga, dan jeruk juga potensial. Hanya saja kualitas ketiga buah itu harus benar-benar tinggi, lantaran menghadapi persaingan dengan durian dan mangga dari Thailand dan Malaysia.

Lihat juga : - Buah Apel Malang 
                     - Penyerbukan Buatan Pada Buah Sirsak
                     - Budidaya Horenzo alias Bayam Jepang

Sementara jeruk bersaing dengan Taiwan dan Israel. Warna kuning mulus dari jeruk luar negeri sekarang tidak perlu dirisaukan, karena ada trend konsumen luar negeri menggemari jeruk berkulit hijau. Jika trend ini dimanfaatkan, maka Indonesia tinggal membiarkan jeruk siam Pontianak berkulit hijau, tidak perlu dibuat kekuningan seperti yang selama ini dilakukan. Sementara ekspor mangga arumanis berkulit hijau mulus sudah lebih dahulu terealisir.

Penanganan aneka buah-buah tersebut sebetulnya tergantung pula pada tujuan pemanfaatannya. Bila untuk dijual segar, maka penampilan prima sangat dibutuhkan. Tapi jika untuk industri pertanian, yang lebih penting ialah produktivitas yang tinggi dan harga yang rendah.

Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat
Sumber : Majalah Trubus