Tuesday, January 6, 2015

Budidaya Walet, Mengundang Walet ke Rumah Anda

Budidaya Walet, Mengundang Walet ke Rumah Anda. Karena manfaat sarang walet yang besar, kini sarang walet sudah merupakan makanan bergengsi di retoran-restoran yang beken. Maka tak heran kalau sarang burung walet dapat dijadikan sumber penghasilan yang menakjubkan. Dan harganya sungguh fantastis.

Seperti yang dilakukan H. Noor Hamid, pengusaha sarang burung di Sidayu, Gresik, Jawa Timur, Sejak puluhan tahun yang lalu. Bapak haji ini mengusahakan burung yang dulu hanya dapat dijumpai di gua-gua ini menjadi penghuni "gedongan". Tentunya setelah calon rumah walet itu disesuaikan dengan kondisi alami hidupnya.

Burung walet dapat hidup di dataran rendah dengan ketinggian maksimal 1.000 m dpl. Di samping itu, si penghasil sarang ini menghendaki daerah yang dekat dengan sumber air. Dan yang palir penting, banyak burung sriti beterbangan di sekitar lokasi huniannya. Nah, sekarang bagaimana agar walet betah dan mau menghuni rumah Anda?

Bangunan rumah walet


Karena walet pada awalnya berasal dari gua, maka rumah yang akan digunakan sebagai "pabrik sarang burung walet" juga harus disesuaikan dengan suasana gua: gelap, lembap, dan bau. Caranya kayu jati yang akan digunakan sebagai penyangga, lajur, dan langit-langit disiram dahulu dengan air basuhan sarang walet atau campuran telur itik agar tidak memberikan kesan baru.

Hindari lubang dari pohon tinggi yang dapat merintangi jalan
Rumah yang akan ditempati sebaiknya berdinding tembok dengan ukuran 2,5 x 12 x 13 m. Pada dinding bagian atas di buat 2 lubang berukuran 30 x 20 cm yang menghadap ke utara/selatan dan dicat hitam.

Ruangan bagian dalam dikapur putih agar sejuk, sesuai dengan keinginan walet. Suhu yang dikehendaki 26-28˚ C dengan tingkat kelembapan 85 %. Untuk menghindari fluktuasi suhu sebaiknya atapnya menggunakan genting.
Pertanian dan peternakankuBudidaya Walet, Mengundang Walet ke Rumah Anda

Lantai rumah walet hanya disemen saja. Di atas langit-langit diberi jerami setebal 0,5 m, sedangkan pada bagian bawahnya dibuat lajur kayu tempat menenun sarang. Jarak antar lajur 40-60 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan ukuran rumah. Agar mudah mengontrolnya, rumah diberi pintu yang selalu harus ditutup dan dipasangi lampu neon di bagian luarnya, jaraknya 10 m dari bangunan dan jangan lupa beri tempayan yang berisi air di dalam ruangan.

Mengundang sriti dan walet


Kegiatan berikutnya adalah mengundang sriti dan walet masuk ke dalam rumah itu. Caranya : jerami yang disiram sedikit air atau ditaburi kotoran burung walet yang dicampur dengan pasir dihamparkan pada lantai rumah. Dinding rumah dilumuri kotoran burung walet setinggi 1,5 m dari lantai. Ada juga yang meletakkan kaser yang mengumandangkan suara burung walet atau sriti.

Bila keadaan dalam rumah itu cocok dengan sifat nalurinya untuk tinggal bersarang di situ, maka akan ada satu-dua burung sriti yang membuat sarang. Burung sriti ini kemudian akan bertambah menjadi puluhan bahkan ratusan.

Mengembangkan walet


Bila tempat yang baru itu sesuai dan cukup aman, sriti-sriti ini akan membuat sarang dan mulai bertelur. Tunggulah sriti ini sampai banyak, setelah itu barulah dilakukan penukaran telur. Telur walet yang sudah berumur 1-4 hari kita pindahkan ke sarang sriti (tiap sarang 2 telur) yang sedang mengeram, sedangkan telur sriti itu sendiri dibuang.

Pemindahan ini dilakukan pada siang hari, di saat sriti sedang keluar mencari makan. Pengambilan atau pemindahan dapat dilakukan dengan mengunakan kertas tisu atau sendok dengan hati-hati dan cepat. Namun Haji Noor hanya menggunakan tangan saja, hasilnya juga memuaskan. "Asalkan tangan dalam keadaan bersih," ujarnya.

Telur walet akan menetas setelah 15 hari kemudian. Walaupun sudah menetes, sriti masih tetap akan memelihara anak walet sampai walet kecil itu dapat terbang dan mencari makan sendiri. Bila tugas sriti sudah selesai, secara otomatis mereka akan menyingkir sendiri, sedangkan anak walet akan kembali ke sarang induknya itu.


Pemeliharaan gedung


Kalau walet sudah mulai kerasan, rumah walet jangan diusik-usik lagi. Biarkan ruangan tetap gelap. Lantai ruangan yang kotor karena kotoran walet tetap dibiarkan, kalau dibersihkan malah akan menggganggu ketenangan burung walet, sebab bau kotoran ini merupakan daya tarik burung walet lainnya untuk tinggal di situ.

Selain itu, perhatikan kelembapan udaranya. Agar tetap terjaga, sebaiknya rumah walet ditengok setiap hari. Jika suhu dan kelembapannya tidak sesuai, maka dinding di sekeliling bangunan dapat di siram dengan air sekitar 1,5 m dari lantai, yang dilakukan pada sore maupun pagi hari. Hindari bangunan terhadap serangan hama dengan membersihkan gedung dari kotoran yang ada di sekelilingnya.

Pemetikan sarang walet


Agar populasi walet berkembang terus, panen tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Pemanenan sarang yang dibuat pada musim hujan ini dapat dilakukan 3 tahap dalam setahun. Pertama, ketika sarang berumur 45 hari, setelah anak walet dapat terbang dan mencari makan sendiri. Kedua, dengan cara rampasan, namun kualitas dari sarang kecil dan tidak seragam karena pada saat itu walet belum bertelur.

Pertanian dan peternakanku - Budidaya Walet, Mengundang Walet ke Rumah Anda

Dan terakhir, jika kita menginginkan walet berkembang biak dengan cepat dan kualitas sarangnya prima, pemanenan dapat dilakukan dengan membuang telur. Sebelum sarang diambil, tepian sarang yang menempel pada kayu disemprot dahulu dengan air, kemudian disayat dengan pisau atau sekrap cat. Jangan sampai bersih, minimal ada bagian sarang yang tersisa pada kayu, agar tetap menarik walet untuk segera menenun sarangnya kembali. Letakkan sarang walet di mangkuk yang sesuai dengan bentuk sarang, lalu diangin-anginkan.

Terima Kasih Atas Kunjungannya dan Semoga Bermanfaat
Sumber : Majalah Trubus