Monday, January 5, 2015

Bagaimana Cara Mengolah Pisang Menjadi Tepung?

Pembuatan tepung pisang merupakan salah satu alternatif pengolahan buah pisang menjadi suatu produk yang relatif awet. Caranya mudah dan sederhana hingga bisa dilakukan sebagai usaha rumah tangga.

Pisang merupakan komoditas yang memiliki sifat mudah sekali rusak (busuk) dan tidak tahan disimpan lama, serta melimpah ketersediaannya. Oleh karena itu, buah pisang banyak juga yang terbuang begitu saja karena busuk atau tidak terkontaminasi.

Hal ini terutama disebabkan oleh kurangnya tindakan pengawetan dan pengolahan, serta tidak lancarnya sarana pengangkutan dari daerah penghasil (produsen) ke daerah pemasaran (konsumen). Penyimpanan dingin serta penyimpanan pada suhu dan tekanan rendah bisa saja dilakukan, tetapi membutuhkan biaya yang relatif mahal.

Salah satu alternatif pengawetan yang bisa dilakukan dengan mudah, sederhana, dan biaya yang relatif murah adalah mengolah buah pisang menjadi tepung. Berikut ini langkah-langkah proses pembuatannya.


Bagan  Proses Pengolahan Tepung Pisang
    1. Pisang 3/4 matang (kurang lebih 80 hari                         7. Penirisan
        setelah berbunga)                                                            8. Pengeringan
    2. Dikukus/dipanaskan                                                          9. Irisan pisang kering (gaplek pisang)
    3. Didinginkan                                                                   10. Penepungan (penggilingan)
    4. Pengupasan/Daging buah pisang                                 11. Pengayakan (penyaringan)
    5. Pengirisan/irisan pisang basah                                      12. Tepung Pisang
    6. Direndam larutan bisulfit                                              13. Pengemasan, penyimpanan dipasarkan

Menyiapkan Bahan Untuk Tepung Pisang


Bahan yang baik untuk dibuat tepung adalah pisang yang dipanen pada saat mencapai kematangan tertentu (tiga perempat matang), kira-kira 80 hari setelah munculnya bunga. Pada kondisi seperti itu kandungan patinya mencapai tingkat maksimum, dan rasanya tidak pahit maupun sepat karena kandungan taninnya sudah berkurang.

Pisang yang akan dibuat tepung biasanya jenis pisang yang lebih disukai kalau diolah terlebih dulu sebelum dinikmati karena kurang enak dimakan dalam bentuk segar. Di antaranya pisang kepok, pisang siam, pisang tanduk, pisang nangka, dan jenis pisang keras lainnya.

Dikukus dulu


Pisang yang sudah disiapkan itu dikukus (dipanaskan) hingga kulitnya layu, selama kurang lebih 15 menit. Dengan begitu, kulitnya akan mudah dikupas dan tidak bergetah lagi, sehingga nantinya akan diperoleh tepung pisang yang bermutu baik.

Pengupasan dan Pengirisan


Pisang yang telah dikukus itu didinginkan dulu baru kemudian dikupas kulitnya. Daging buah pisang yang sudah terpisah dari kulitnya diiris menyerong (miring) tipis saja, kurang lebih setebal 1/2 cm hingga mirip keripik. Pengirisan itu dimaksudkan untuk mempercepat pengeringan.

Pengirisannya sebaiknya menggunakan pisau yang tajam dan bersih supaya diperoleh tepung yang bersih dari noda berwarna biru. Untuk membuat irisan pisang itu bisa juga memakai mesin pengiris yang dirancang khusus yang memiliki ukuran irisan yang bisa disetel menurut keperluan.

Direndam dalam Larutan Bisulfit


Sebelum dikeringkan, irisan-irisan buah pisang tadi direndam dulu dalam larutan natrium bisulfit 1.000 ppm selama kira-kira 5 menit. Gunanya untuk mencegah timbulnya warna cokelat atau kuning kecokelatan pada irisan buah pisang.

Pertaniandanpeternakanku - Bagaimana Cara Mengolah Pisang Menjadi Tepung?

Ditiriskan, lalu dikeringkan


Setelah direndam dalam larutan bisulfit, irisan buah pisang ditiriskan dulu. Alat peniris itu bisa berupa saringan kain nilon, anyaman bambu, atau kawat kasa. Selanjutnya, irisan pisang itu dikeringkan, bisa langsung di bawah terik matahari atau menggunakan mesin pengering yang mampu mempertahankan suhu paling tidak 80-90 derajat celcius.

Pada pengeringan sinar matahari, irisan-irisan pisang itu diletakkan di atas nyiru atau anyaman bambu yang anyamannya jarang, atau kawat kasa yang diberi tiang penyangga setinggi kurang lebih 1 m dari atas tanah dan bisa diatur posisinya (kemiringannya) sesuai dengan arah (sudut) jatuhnya sinar matahari. Tentu saja dipilih halaman yang terbuka supaya tempat pengeringan itu bisa menerima panas matahari penuh.

Dengan begitu, irisan pisang bisa mendapatkan udara panas atau angin lebih merata, baik dari atas, bawah, maupun dari arah samping sehingga ia akan lebih cepat kering. Dengan cara ini akan bisa diperoleh irisan pisang kering (gaplek pisang) yang mulus tanpa terjadi pencokelatan. Proses pengeringan itu dilakukan sampai pisang kering betul, kadar airnya tinggal kira-kira 8-10 %. Untuk itu biasanya dibutuhkan waktu 2-3 hari kalau cuacanya cerah.

Penepungan


Irisan-irisan pisang yang telah kering itu kemudian dihaluskan, dengan cara ditumbuk menggunakan alat penumbuk biasa, alat penepung (grinder), mesin penggiling, atau alat sejenisnya.

Tepung pisang yang dihasilkan diayak dulu menggunakan ayakan yang saringannya halus atau alat penyaring sehingga bisa diperoleh tepung pisang yang halus dan bersih yang berukuran kira-kira 80 mesh. Butiran tepung pisang yang masih kasar ditumbuk (digiling) lagi sampai halus.

Pengemasan dan Penyimpanan


Tepung pisang bisa tahan disimpan lama. Cara menyimpannya, tepung pisang dikemas (dimasukkan) dalam kantung-kantung plastik, karung kain, atau karton kedap air dan lain lain, kemudian diikat/dilem erat-erat supaya tertutup rapat sehingga tidak menyerap udara lembab dari sekitarnya.

Tepung pisang yang sudah dikemas (dibungkus) rapat itu dimasukkan ke dalam blek dan ditaruh di tempat yang kering dan aman supaya tidak mudah rusak (ditumbuhi) oleh jamur. Tepung pisang yang sudah dalam kemasan itu bisa juga langsung dipasarkan sebagai bahan baku berbagai jenis makanan, seperti bubur bayi, kue, roti, biskuit dan lain-lain.

Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat

Sumber : Majalah Trubus